Sabtu, 25 April 2015

Motif Ukiran Tradisional




Seni ukir adalah cabang dari seni rupa terapan yang mempunyai keindahan khaslengkungan-lengkungannya yang diadaptasi dari bentuk alam sekitar (tumbuhan, hewan, ataupun manusia) dan dikemas ke dalam design-design imajinatif berdimensi dua, yang saling berkesinambungan dari ruas ke ruas. Beberapa diantaranya, seni ukir juga diterapkan ke dalam semi tiga dimensi ataupun tiga dimensi.

Design-design seni ukir diterapkan dengan menggunakan alat pengukir dari besi atau baja yang memeiliki bentuk tertentu sesuai kebutuhan design itu sendiri. Semakin kecil lengkungan design, semakin kecil pula lengkungan alat pengukir yang dipakai. Tak jarang para seniman ukir membuat tingkat kedalaman ukiran yang berbeda dari ruas satu ke ruas yang lain, yang menjadikan alatnya semakin beraneka macam jenisnya.
 

Mayoritas bahan yang digunakan untuk mengukir adalah kayu, tetapi tidak menutup kemungkinan para seniman ukir juga menggunakan bahan plastik, karet, perunggu, perak, timah,batu, dll; mengingat masih kentalnya budaya Indonesia yang turun temurun dari nenek moyang dan semakin modernnya era seni beserta penikmatnya di Nusantara.

Dari beberapa daerah di Indonesia, khususnya di pulau jawa, setiap daerah mempunya corak/motif ukir yang berbeda-beda. Beberapa diantaranya yang terkenal adalah adalah motif ukir Majapahit, Bali, Jepara, Pekalongan, Mataram, dan Surakarta. Berikut keterangan lebih detialnya:

1. Motif Ukir Majapahit



Motif ukir Majapahit terkenal dengan bentuk buah nanas sebagai pusatnya di tengah-tengah ukir-ukiran daun-daunnya.Nanas disini berbentuk bulatan dan cembung. Sementara daun-daunnya berukuran besar, berbentuk seperti tanda tanya melingkar, meliliki renda-renda kecil seperti batik di pinggirnya.
Motif Majapahit bisa dikatakan motif yang paling tua dan rumit untuk pengukirannya. 
Motif ini banyak ditemui pada bekas-bekas potongan batu dan kayu sisa peninggalan nenek moyang pada era kerajaan Majapahit. Motif Majapahit diketemukan oleh Ir. H. Maclaine Pont, seorang pejabat pada Museum Trowulan dan juga dapat dilihat pada tiang Pendopo Masjid Demak. Menurut sejarah tiang tersebut merupakan benda peninggalan kerajaan Majapahit yang dibawa oleh R. patah.

2. Motif Ukir Bali


Motif Bali hampir sama dengan Ragam Hias Majapahit dan Pajajaran. Bedanya terletak pada ujung daunnya dihiasi dengan sehelai patran. Jadi daun melingkar besar kecil, bulat cekung, pecahan, ada pula daun yang runcing. Ragam Hias bali oleh orang Bali dinamakan Patre Punggel. Ragam ini dapat dilihat di pura sebagai hiasan pintu masuk. Juga di kota-kota besar yang sudah banyak didapatkan patung-patung Bali Klasik.

3. Motif Ukir Jepara


Motif Jepara lebih menonjolkan tangkainya yang panjang dan daunnya yang lancip. jarang sekali terdapat buah nanas seperti motif Majapahit, yang sering terdapat diantaranya adalah buah-buahan yang masih kecil. Motif Jepara dikembangkan oleh penduduk Jepara, untuk perhiasan rumah tangga. Peninggalan pertama yang masih dapat kita lihat yaitu hiasan ornamen yang ada di Makam Mantingan Jepara.


4. Motif Ukir Pekalongan

Motif Ukir Pekalongan mempunyai ciri khas daun semanggi yang banyak dan melingkar-lingkar, ataupun daun bunga matahari yang sedang kuncup dan mekar. Nilai plus dari motif ini adalah Tingkat kedalaman antar daun satu dengan yang lainnya yang berbeda-beda. Terkadang bagi para pemula yang ingin membuat ukiran motif ini sedikit kesulitan.



5. Motif Ukir Mataram

Motif mataram adalah motif yang dapat dikatakan berasal dari motif pakian wayang kulit. Motif ini menggambarkan pohon yang berdiri tegak menjulang dan lancip, serta diikuti dengan ranting besar melengkung, bahkan ukurannya lebih besar dari pohonnya. Kadang kala simetris, ada juga yang tidak beraturan rantingnya. Banyak juga yang ditambahkan daun-daunnya yang sedang akan berkembang di sisi kiri dan kanan.


6. Motif Ukir Surakarta


Dari gambar motif di samping, sudah dapat disimpulkan kalau tanaman tersebut adalah tanaman anggur. Itu ditandai dengan lengkungan seperti per di sela-sela daunnya. Daunnya yang khas lancip lebar, ada juga yang mengatup, menjadikan semakin indah motif Surakarta ini. Bunganya terlihat dari atas seprti malu pada matahari, sehingga terlihat layaknya menutupi dirinya.





Source : http://adjiekuswanto.blogspot.com/2014/01/motif-ukiran-tradisional-jawa.html

Jumat, 24 April 2015

Mengenal Seni Macrame



Macrame adalah bentuk seni kerajinan simpul-menyimpul dengan menggarap rantaian benang awal dan akhir suatu hasil tenunan, dengan membuat berbagai simpul pada rantai benang tersebut sehingga terbentuk aneka rumbai dan jumbai Dalam membuat makrame, ada beberapa teknik yang digunakan antara lain teknik pilin,simpul,anyam, atau rajut.
Hasil karya kerajinan makrame memiliki kesesuaian fungsi, kekuatan, dan keindahan yang berbeda-beda. Fungsi karya kerajinan dapat dilihat dari penggunan benda tersebut. Kekuatan dari karya kerajinan ditentukan dari kualitas bahan dasar yang digunakan. Apabila bahan dasar yang digunakan kuat maka kualitasnya akan bagus. Keindahan karya kerajinan makrame dapat dilihat dari model benda yang dibuat, corak, hiasan atau aksesoris dari benda tersebut.
Macramé diyakini berasal dari penenun Arab abad ke-13. Para pengrajin Macramé membuat simpul dari banyak benang sampai tepi kain dengan menggerak-gerakkan tangan hingga terbentuk anyaman benang yang dekoratif berupa handuk, syal, dan kerudung. Kata macramé berasal dari bahasa Arab migramah (مقرمة), diyakini berarti "handuk bergaris-garis", "hias pinggiran" atau "selubung bersulam." Setelah penaklukan Moorish, seni dibawa ke Spanyol, dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa. Itu diperkenalkan ke Inggris pada masa Maria II of England pada akhir abad ke-17.
Para pelaut mengerjakan kerajinan macramé sambil berlayar dan dijual atau diperdagangkan ketika mereka mendarat, sehingga tersebarlah seni ini ke tempat-tempat seperti Cina dan belahan dunia lainnya. Abad kesembilan belas pelaut Inggris dan Amerika membuat tempat tidur gantung, bell fringe, dan ikat pinggang dan disebut rajutan kotak, karena banyak menggunakan simpul berbentuk kotak-kotak.
Macramé yang paling populer di zaman Victoria. Sylvia’s Book Macramé Lace (1882), menjadi favorit, menunjukkan kepada pembacanya bagaimana "mengerjakan banyak trimming dengan warna hitam dan warna pilihan, baik untuk dipakai di rumah, taman pesta, pantai, aksesories rumah-tangga dan lain-lain …"
Meskipun beberapa waktu kemudian kegemaran untuk macramé memudar, tapi populer kembali, untuk membuat hiasan dinding, bahan pakaian, seprai, celana pendek jean kecil, taplak meja, gorden, gantungan tanaman dan perabotan lainnya. 
Perhiasan Macramé menjadi populer di kalangan neo-hippie Amerika dan kerumunan grunge mulai pada awal 70-an. Yang sangat dominan menggunakan simpul persegi (square knot) dan simpul granny (mengenai jenis-jenis simpul akan diposting lain waktu). Jenis ini sering dipakai untuk membuat perhiasan tangan dengan manik-manik, kaca dan unsur-unsur alami seperti tulang dan kulit. Kalung, gelang tangan dan gelang kaki telah menjadi bentuk macramé yang populer.
Seiring berkembangnya zaman, maka penerapan seni macrame di aplikasikan dalam berbagai jenis barang sesuai keperluan kita. Seperti tas macrame (kadang disebut tas rajut karena motifnya mirip rajutan), dompet, ikat pinggang, bahkan sepatu, sandal, dll, juga telah mengadopsi macramé. Meskipun tidak disebut sebagai seni macramé (karena sebutan macramé belum begitu populer di Indonesia, macrame lebih identik dengan anyaman), tapi dilihat dari proses pengerjaannya, bisa dikategorikan sebagai macramé. Yang membedakan adalah bahan, bentuk, motif dan hasil kreasinya.

Konsep Rumah Tinggal Ramah Lingkungan SPA2





Rumah merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Rumah menjadi tempat terpenting didalam menjalani sebuah kehidupan. Bukan hanya sebagai tempat bernaung, rumah menjadi hal yang tidak terpisahkan dan berpengaruh pada kehidupan manusia.

Seiring berjalannya waktu, konsep arsitektur rumah terus berkembang memenuhi keinginan manusia. Konsep rumah zaman dahulu yang selalu identik dengan unsur mistik dan budaya banyak digantikan dengan rumah modern yang mengedepankan kebutuhan pada saat ini. Kita bandingkan saja konsep rumah adat, era 1900 an, tahun 60'  an, dan rumah-rumah pada saat ini. Maka akan terlihat konsep yang sangat kontras dari segi kebutuhan dan pemaknaan nilai sebuah bangunan rumah.

Pada saat ini banyak bangunan rumah yang mengedepankan konsep modernitas, namun mengurangi nilai penting sebuah rumah. Sebuah rumah haruslah menjadi tempat yang sehat untuk membesarkan anak-anak dan sesuai dengan kebutuhan kita. Selain itu rumah sebaiknya memenuhi kriteria ramah terhadap lingkungan. Konsep pembangunan rumah  ramah lingkungan akan menghasilkan rumah yang sehat.

Konsep Rumah Sehat
Rumah yang baik dibuat dengan memperhatikan berbagai komponen penting yang mempengaruhi sebuah rumah. Beberapa unsur penting seperti pencahayaan, tata ruang, konsep pintu, jendela, dan ventilasi, sumber air, konsep sanitasi (sampah, limbah rumah tangga, kamar mandi, WC) dll. harus diperhatikan untuk menciptakan rumah dengan kriteria sehat.

Jendela dan ventilasi adalah bagian yang sangat penting untuk menciptakan rumah yang sehat. Jendela dan ventilasi mengatur tata pencahayaan dan mengatur keluar masuknya udara. Arah datangnya cahaya matahari harus diperhatikan untuk mengatur panas dan cahaya yang masuk kedalam rumah. Ventilasi disesuaikan dengan ukuran ruangan yang ada. Semakin besar ukuran jendela dan ventilasi akan memperbesar penghilangan panas dan masuknya udara.


Pengaturan ruang juga menjadi hal pokok dalam pembuatan rumah sehat. Letak ruang tamu, kamar tidur, dapur, dan kamar mandi harus diperhatikan. Peletakan kamar mandi yang berdekatan dengan ruang makan harus dihindari. Jika tidak memungkinkan untuk meletakkan kamar mandi bersebrangan dengan ruang makan (karena areal lahan pembuatan rumah yang minim), maka pengaturan ventilasi kamar mandi harus dibuat sebaik mungkin. Sirkulasi udara harus langsung dari luar rumah artinya, ventilasi berbatasan dengan lingkungan luar rumah.

Pembuatan rumah yang sehat harus memperhatikan kondisi geografis areal yang akan dibuat rumah. ketersediaan air bersih harus diperhatikan. Selain itu rumah sehat juga harus memperhatikan sanitasi. Letak pembuangan sampah harus diperhatikan, sebaiknya sejauh mungkin dari rumah dan tidak mengganggu kenyamanan kita. WC dan pembuangan limbah rumah tangga harus dibuat dengan baik agar tidak mencemari lingkungan. Selain itu hal penting yang perlu diingat adalah jarak dengan sumur atau sumber air minimal 10 m. mengapa demikian? hal ini dikarenakan zat-zat kimia dan organisme mikroskopik biasanya masih banyak terdapat disekitar penampungan WC dan pembuangan limbah rumah tangga.

Rumah sehat juga harus memperhatikan faktor biologi lingkungan sekitar rumah. Sebaiknya tanam beberapa pohon yang perakarannya tidak merusak bangunan sebagai penyedia kebutuhan oksigen dirumah kita. Selain itu dengan menanam pohon lingkungan rumah juga menjadi asri, teduh.

Rumah Ramah Lingkungan 
Rumah ramah lingkungan yang dimaksud disini adalah dari proses pembangunan rumah hingga bangunan berdiri dan kita huni sekecil mungkin berdampak negatif terhadap lingkungan. Dengan menerapkan konsep rumah ramah lingkungan banyak hal positif yang akan kita dapatkan. Beberapa hal yang yang perlu diperhatikan untuk menerapkan konsep rumah ramah lingkungan, yaitu:

  1. Memilih bahan ramah lingkungan: Kita haruslah cerdas dalam memilih bahan bangunan yang kita gunakan dalam membangun rumah dan interior. Semakin sedikit kita menggunakan kayu sebagai bahan bangunan, semakin baik. Artinya kita mendukung pengurangan penebangan kayu. Berapa ribu hektar hutan yang rusak untuk ditebang kayunya? pada saat ini kayu dapat diganti dengan bahan lain seperti baja.
  2. Mengurangi penggunaan energi listrik dan Air: Konsep rumah hemat energi merupakan konsep penting dalam mendukung pengurangan penggunaan bahan bakar fosil. Di Indonesia sebagian besar pembangkit energi listrik masih menggunakan bahan bakar batubara. Dengan mengurangi penggunaan cahaya lampu dan alat-alat elektronik akan memperkecil penggunaan energi listrik. Dengan memaksimalkan jendela dan ventilasi pencahayaan akan lebih maksimal. Selain itu ventilasi membuat sirkulasi udara menjadi baik dan menghindari penggunaan AC. Apakah kita tahu bahwa emisi dari AC akan merusak lapisan ozon dan menigkatkan global warming?
    Selain energi listrik penghematan air juga dapat dilakukan dengan cara-cara yang efesiesn. 
    Penggunaan aerator mampu membatasi aliran air dari keran, bahkan mampu menghemat penggunaan air hingga 30 persen. Penggunaan shower dapat menghemat air lebih dari 60%. Penggunaan gayung mandi dapat menghabiskan 15 liter air, sementara dengan bak mandi (bathtub), dapat menghabiskan sedikitnya 100-300 liter. 
  3. Memaksimalkan teknologi dan energi: Penggunaan solar cell  dapat memenuhi kebutuhan listrik rumah kita. Banyak sekali konsep rumah modern di eropa dan amerika yang menggunakan solar cell untuk memenuhi energi listriknya. Selain itu solar cell pada saat ini masih menjadi energi yang paling ramah lingkungan. Namun sayangnya di Indonesia solar cell  belum terlalu berkembang. Energi lainnya yang dapat dihasilkan setingkat rumah adalah penggunaan energi biogas. Konsep ini memang membutuhkan perencanaan yang matang. Di Cina ribuan rumah tangga menggunakan energi biogas dari limbah rumah tangga yang menggantikan gas LPG sepenuhnya.
  4. Konsep rumah sehat dan rumah hijau: Seperti dijelaskan dalam bahasan "Rumah Sehat" diatas, pembuatan rumah sehat yang memperhatikan sanitasi akan memperkecil dampak negatif dari limbah rumah tangga dan sampah yang dihasilkan. Pembuangan sampah harus benar-benar diperhatikan. Selain itu dengan menerapkan konsep rumah hijau dengan menanam berbagai tanaman dan pohon akan merawat lingkungan sekitar rumah. Siklus hidrologi (air tanah) menjadi lebih baik karena sistem perakaran pohon. Udara juga menjadi lebih bersih karena adanya pohon. Tanaman hias seperti lidah mertua (Senseveria sp.) yang ditempatkan di ruangan mampu menyerap polusi yang dihasilkan dari berbagai sumber polusi seperti asap rokok.

Eco Office

Suhu udara yang semakin panas di berbagai kota khususnya kota besar. Pembangunan pesat seperti gedung-gedung perkantoran, jalan dan lainnya memicu terhadap naiknya suhu udara. Meskipun beberapa ahli berpendapat bahwa global warming merupakan fenomena yang wajar dan tidak akan terlalu memengaruhi terhadap keberlangsungan bumi namun bagi manusia dampak sekecil apapun akan terasa sangat besar.
Berangkat dari isu global warming tersebutlah akhir-akhir ini berbagai instansi menggalakan konsep berwawasan lingkungan dalam setiap kegiatan. Salah satu trend terbaru dan bisa menjadi inspirasi adalah konsep Eco-Office atau konsep kantor ramah lingkungan. Konsep tersebut dapat diaplikasikan pada semua kantor agar bisa membuat suasana nyaman dan di sisi lain menghemat biaya operasional. 
Banyak kantor-kantor khususnya di luar negeri yang sudah menerapkan konsep ini untuk meningkatkan kenyamanan dan kinerja karyawan serta tentu saja sebagai wujud partisipasi dalam mengurangi global warming. Bayangkan jika di dalam kantor anda banyak terdapat tumbuhan dengan aksen hijau seperti taman atau hutan maka pikiran akan menjadi lebih fresh dan semangat kerja akan meningkat.

Eco-Office 
Memang bagi sebagian orang konsep ini masih terdengar awam namun di tangan orang kreatif ini menjadi sebuah ide untuk menjadi lahan bisnis khususnya di bidangGreen Design. Bisnis ini memang belum banyak namun karena ini peluang untuk mempromosikan akan semakin besar karena saingan belum banyak. Anda hanya harus mematangkan latar belakang dan visi ketika akan menawarkan konsep Eco-Office tersebut. Jika saat ini taman-taman banyak di buat di luar area gedung maka sudah saatnya taman tersebut di bawa ke dalam ruangan tentunya dengan sentuhan inovasi agar hasilnya tidak mengecewakan. Konsep green design ini tidak semata-mata memaksakan memindahkan tanaman-tanaman ke dalam ruangan. Jika memang ruangan terlalu sempit maka design bisa diatur dari sisi tata letak, pemilihan bahan furniture, dan ornamen lainnya yang penting sejalan dengan konsep berwawasan lingkungan.
Eco-Office ini dapat dijalankan pada setiap instansi tak terkecuali sekolah. Sekolah sebagai sebuah agen perubahan tentunya dapat mengaplikasikan model ini sebagai bagian dari perwujudan pembangunan berwawasan lingkungan. Kantor bukan hanya lagi sebagai tempat kerja namun sebagai taman dan tempat relaksasi. Bagi yang belum paham tentang konsep arsitektur seperti ini memang diperlukan konsultasi pada jasa konsultan design. 
Membangun Eco-Office bukan hanya memerlukan keahlian design semata namun perlu didasari oleh passion yang kuat di bidang lingkungan. Kamu harus yakin bahwa sekarang ini manusia harus mulai merubah sedikit gaya hidupnya agar kembali selaras dengan lingkungan. 
Dengan membangun Eco-Office diharapkan setiap karyawan nantinya dapat belajar kembali menghargai lingkungan mulai dari tempat kerjanya dan karakter tersebut akan terbawa hingga ke luar tempat kerja. 
Bagaimana?anda tertarik mengembangkan Eco-Office di kantor tempat anda bekerja? silahkan diskusikan dengan pimpinan anda. Mari berpartisipasi dalam mewujudkan pemabangunan berkelanjutan.

Eco-Office di Jepang


MATERIAL BAHAN BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN

Pemanfaatan material bekas atau sisa untuk bahan renovasi bangunan juga dapat menghasilkan bangunan yang indah dan fungsional. Kusen, daun pintu atau jendela, kaca, teraso, hingga tangga dan pagar besi bekas masih bisa dirapikan, diberi sentuhan baru, dan dipakai ulang yang dapat memberikan suasana baru pada bangunan. Lebih murah dan tetap kuat.
Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut :
  1. Tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan
  2. Dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan
  3. Dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat dengan alam karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata mengingatkan kita pada tanah, kayu pada pepohonan)
  4. Bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan)
  5. Bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami

Material yang ramah lingkungan menurut kriteria diatas misalnya; batu bata, semen, batu alam, keramik lokal, kayu, dan sebagainya. Ramah lingkungan atau tidaknya material bisa diukur dari kriteria tersebut atau dari salah satu kriteria saja, seperti kayu yang makin sulit didapat, tapi bila dipakai dengan hemat dan benar bisa membuat kita merasa makin dekat dengan alam karena mengingatkan kita pada tumbuh-tumbuhan.
Semen, keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama dalam pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep bangunan ramah lingkungan.
Untuk kerangka bangunan utama dan atap, kini material kayu sudah mulai digantikan material baja ringan. Isu penebangan liar (illegal logging) akibat pembabatan kayu hutan yang tak terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai berkurang sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan terhadap penebangan kayu dan kelestarian bumi. Peran kayu pun perlahan mulai digantikan oleh baja ringan dan aluminium.
Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari bahan bakunya. Rangka atap dan bangunan dari baja memiliki keunggulan lebih kuat, antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan desain arsitektur dan kalkulasi teknik sipil.
Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu).
Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.
Kehalusan permukaan dan warna bahan bangunan sangat menentukan iklim mikro di sekitar bangunan, warna cerah dan permukaan licin adalah pemantul sinar matahari yang baik dan menaikkan suhu sekitar. Warna gelap dan permukaan kasar akan membantu meredam dan menyerap sinar dan panas matahari. Bahan bangunan berpori mudah meluncurkan panas dan meluncurkannya kembali jika suhu udara disekitarnya menurun. Sangat bijaksana jika memanfaatkan bahan-bahan bangunan alami seperti aslinya untuk pelapis dinding dan lantai luar.
Berikiut adalah contoh contoh pemanfaatan bahan bangunan alami (ramah lingkungan):
GENTENG SEJUK
Genteng semen ijuk adalah genteng beton yang dibuat  dengan  campuran pasir, semen dan ijuk sebagai bahan pengisi. Berikut ini adalah manfaatnya :
  • Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun
  • Menciptakan lapangan kerja
  • Digunakan sebagai penutup atap
Spesifikasi Teknis
 Bahan baku 
:
 semen + ijuk + pasir
 Ukuran
:
 38 x 23 1.2 cm
 Berat
:
 2.5 kg/bh
 Beban Lentur 
:
 80 kg/cm2


PANEL SERAT TEBU
Pengembangan bahan bangunan dari limbah tebu menjadi papan serat tebu. Dan berikut manfaatnya :
  • Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun
  • Mengurangi pencemaran lingkungan
  • Menciptakan lapangan kerja
  • Digunakan untuk langit-langit dan dinding partisi non-struktural
Spesifikasi Teknis
 Bahan baku
 :
 ampas tebu + semen
 Ukuran
 :
 240 x 60 x 2.5 cm
 Kuat Lentur
 :
 40 – 50 kg/cm2


PANEL SEKAM PADI
Salah satu pengembangan bahan bangunan dari limbah sekam padi menjadi Papan Sekam Padi
Manfaatnya sebagai berikut :
  • Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun
  • Mengurangi pencernaran lingkungan
  • Menciptakan lapangan kerja
  • Digunakan untuk langit-langit dan dinding partisi non-strukutral
Proses Pembuatan yaitu sekam padi direndam dalam air atau dapat langsung digiling, dicampur dengan semen,dicetak dengan alat manual. Proporsi campuran = 1 semen : 4 sekam padi atau maksimum 20%

SAWIT BLOCK
Pengembangan bahan bangunan dari limbah SAWIT menjadi ConblockManfaat dari sawit block yaitu :
  • Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun
  • Mengurangi pencemaran lingkungan
  • Menciptakan lapangan kerja
  • Digunakan untuk dinding partisi non-struktural
Spesifikasi Teknis
 Komposisi camp.
 :
 1 PC : 6 Agregat ( 20% Limbah + 80% Pasir)
 Ukuran
 :
 8 x 20 x 40 cm
 Kuat Lentur
 :
 25 kg – 35 kg / cm2

·      

 

 

Papercrate (kertas bekas sebagai bahan dinding)

Kertas bekas yang dimaksud disini adalah berupa kertas yang mempunyai tekstur kasar seperti kertas Koran atau kardus, yang dihancurkan menjadi semacam bubur kertas dan diolah lagi menjadi bata kertas agar dapat digunakan untuk penggunaan lebih lanjut sebagai material bahan bangunan.

SPESIFIKASI KERTAS BEKAS (PAPERCRATE)
· Mempunyai massa dan berat yang sangat ringan
· Bersifat lembek, sehingga mudah dibentuk
· Cukup kuat dalam menahan gaya vertikal
· Mempunyai bentuk yang ramping, sehingga memudahkan dalam pengemasan dan distribusinya

KELEBIHAN PENERAPAN KERTAS BEKAS (PAPERCRATE) PADA DINDING
  • Mampu menyerap panas
  • Meredam suara / kebisingan
  • Tidak mengandung racun
  • Biaya produksi murah
  • Daya kering yang cepat
  • Penggunaan semen yang sedikit.
 Linoleum: Bahan Pelapis Lantai Ramah Lingkungan

Bahannya elastis, tersusun dari material anorganik dan organik. Pilihan warna dan ragam yang banyak memberi keuntungan untuk desain-desain masa kini. Bahan pelapis lantai ini populer di Eropa. Banyak pilihan warna dan desainnya. Produk ini bisa menjadi alternatif bahan untuk lantai rumah kita, lantai area komersial, bahkan rumah sakit karena mudah dipasang, dirawat, dan dibersihkan. Untuk memasangnya hanya butuh permukaan rata seperti lantai semen, lalu diberi perekat khusus. Kalau mau afdol, perekatnya juga pakai  yang  ramah lingkungan.  

            Sebagai bahan lantai, jika tak lagi dibutuhkan, Linoleum   mudah diurai kembali oleh tanah, alias ramah lingkungan. Inilah yang  menjadi salah satu kelebihannya. Standar Eropa yang ketat tentang material ramah lingkungan membuat bahan ini dipergunakan sebagai salah satu alternatif pilihan para desainer. Syarat yang ketat itu bisa dipenuhi oleh bahan pelapis Linoleum ini. Ada satu hal penting juga yang menjadi keunggulan, yaitu daya tahannya terhadap  panas, dan tahan terhadap api lebih baik dari  plastik dan kain.
            Linoleum, bahan yang terbuat dari bahan alami yang terukur dan dihasilkan dari sumber daya yang bisa diperbaharui. Terdapat setidaknya enam bahan utama, linseed oil, rasin, woodfloor, limestone, pigment, jute . Linoleum pada produk lantai terbagi menjadi tiga bentuk produk, yakni marmoleum yang menampilkan motif-motif warna dan corak alami, artoleum yang menampilkan corak kayu, dan Walton yang menghasilkan corak-corak yang memiliki tekstur.

·       

TEMPURUNG KELAPA 

Salah satu bagian pohon kelapa yang pada saat ini belum banyak digunakan adalah tempurung kelapa (batok) kelapa. Tempurung kelapa yang banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional dari sisa pemecahan buah kelapa saat ini sebagian besar digunakan sebagai bahan bakar. Sebenarnya, tempurung kelapa (atau sisa berupa pecahan-pecahan) dapat ditingkatkan kualitasnya menjadi bahan yang lebih bermanfaat dibanding hanya sebagai bahan bakar saja. Oleh karena itu melalui rekayasa yang tepat, maka tempurung kelapa dapat dibentuk menjadi mozaik ubin bahan bangunan yang antik, unik, alami dan menarik 
SPESIFIKASI TEMPURUNG KELAPA
  • Mempunyai bentuk asli berupa serat – serat serabut 
  • Cukup empuk dan hangat 
  • Bersifat sedikit tembus pandang sehingga terlihat pengisinya
  • Mampu menyerap panas 
  • Cukup baik untuk aplikasi akustik (menyerap bunyi karena rongga pada serat)
  • Tahan air